Bahagia Itu Mudah
Setiap orang selalu mempunyai standar kebahagiaan masing-masing...
Mungkin bagi seorang mahasiswa yang membuatnya bahagia ketika ia telah selesai
dalam pembelajaran di kampus dan mendapat nilai yang tinggi...
Tapi apakah kita menyadari bahwa apa yang menjadi titik kebahagiaan dalam hati seorang
mahasiswa seperti itu?
Sebelumnya aku yang bernama Ardi adalah salah satu mahasiswa universitas bengkulu yang kini beranjak di semester 7 yang sebentar lagi memasuki semester 8..
Di semester 7 ini aku hanya mengikuti beberapa mata kuliah saja..
Sebab mata kuliah di semester ini sudah diselesaikan di semester sebelumnya..
Hari ini tepat pada tanggal 14 januari 2017 adalah hari terakhir kami melaksanakan ujian akhir semester..
Tepat hari ini juga aku memesan tiket travel untuk pulang kampung besok pagi..
Di malamnya aku menelpon keluarga di kampung untuk memberitahukan bahwa aku besok pagi akan pulang kampung.
“Assalamu’alaikum, hallo“ (aku menelpon ibuku)
“Wa’alaikumsalam, iya Ardi“ (jawab ibu mengangkat telponku)
“Ibu apa kabarnya?, Gimana keaadaan keluarga di rumah bu?“
"Alhamdulillah sehat Di, keadaan disini baik-baik aja di. Kamu gimana disana?" (ibu menanyakan balik kepadaku)
“Alhamdulillah Ardi disini sehat bu, Oh ya bu In syaa Allah besok Ardi pulang Bu“ (aku memberitahu kepulanganku dengan ibu)
“Alhamdulillah, emang kamu udah libur ya Di“
“Hari ini terakhir UAS bu, nah nilainya juga bisa dilihat dari kampung aja“
“Oh iya Di, hati-hati ya“
“Iya bu, ya udah Ardi beres-beres dulu pakaian ya bu, salamkan juga dengan
bapak dan adek disana. Assalamu’alaikum“
“Iya Di nanti ibu samapaikan, Wa’alaikumsalam" (jawab ibu sambil menutup telponku)
Betapa bahagianya aku mendengar suara ibu, aku tidak sabar lagi ingin pulang kerumah. Sudah lama sekali aku tidak pulang ke kampung, aku rindu suasana disana. Setelah membereskan semua peralatan yang aku bawak pulang besok, aku langsung bergegas istirahat hingga aku tertidur pulas dimalam itu.
Di esok harinya, aku terbangun dengan agak pagi dan aku juga telah disambut sang mentari yang begitu cerah seakan ia tau isi dari hati ini. Aku bergegas untuk bersiap-siap pulang sebab travel yang ku pesan itu menjemputku sekitar pukul 10.00 WIB
Setelah semuanya telah siap akhirnya hal yang ku tunggu datang juga “travel” itulah alat transportasi yang biasa aku gunakan ketika pulang dan pergi dari kampung ke kampus dan begitupun sebaliknya.
Disepanjang perjalanan banyak hal-hal yang sangat menakjubkan tak lepas ku pandangi, gunung-gunung yang hijau mempesona, pohon-pohon yang melambai-lambai , dan burung-burungpun tak lekas terus bernyanyi.
Tak terasa berkisar sekitar 5 jam lebih akhirnya aku sampai juga dikampung tercintaku, tidak banyak yang berubah dari sini hanya saja ada beberapa rumah baru dibangun yang sebelumnya tidak ada.
Pepohonan yang rimbun serta angin yang sejuk masih menjadi ciri khas dari kampungku. Betapa terkejutnya aku saat turun dari mobil, ternyata kedatanganku sudah disambut oleh orang-orang yang berjasa sangat ku sayangi. Aku langsung menghampiri mereka dan menyalami satu persatu, dan betapa tersentuhnya lagi saat aku melihat sudah terkapar makanan kesukaanku di atas meja makan
“Masyaallah” sungguh besar pemberian ini terhadap anakmu bu, sejak kecil hingga sekarang engkau tidak pernah merasa bosan untuk selalu melihat anakmu tetap tersenyum dan begitu besarnya juga pengorbananmu ayah engkau tak pernah lelah menafkahi dan mendidik anakmu hingga saat ini.
Memang benar sebuah kebahagian itu tidak bisa ditentukan oleh apa yang kita raih, tapi sebuah kebahagian itu tanpa kita sadari telah ada dalam kehidupan kita sendiri, aku merasa bersyukur ketika aku masih diberi kesempatan melihat kedua orang tuaku dan itu merupakan harta terbesar yang kumiliki yang selalu membuatku merasa tetap bahagia.
Catatan Kecil 2017
Mungkin bagi seorang mahasiswa yang membuatnya bahagia ketika ia telah selesai
dalam pembelajaran di kampus dan mendapat nilai yang tinggi...
Tapi apakah kita menyadari bahwa apa yang menjadi titik kebahagiaan dalam hati seorang
mahasiswa seperti itu?
Sebelumnya aku yang bernama Ardi adalah salah satu mahasiswa universitas bengkulu yang kini beranjak di semester 7 yang sebentar lagi memasuki semester 8..
Di semester 7 ini aku hanya mengikuti beberapa mata kuliah saja..
Sebab mata kuliah di semester ini sudah diselesaikan di semester sebelumnya..
Hari ini tepat pada tanggal 14 januari 2017 adalah hari terakhir kami melaksanakan ujian akhir semester..
Tepat hari ini juga aku memesan tiket travel untuk pulang kampung besok pagi..
Di malamnya aku menelpon keluarga di kampung untuk memberitahukan bahwa aku besok pagi akan pulang kampung.
“Assalamu’alaikum, hallo“ (aku menelpon ibuku)
“Wa’alaikumsalam, iya Ardi“ (jawab ibu mengangkat telponku)
“Ibu apa kabarnya?, Gimana keaadaan keluarga di rumah bu?“
"Alhamdulillah sehat Di, keadaan disini baik-baik aja di. Kamu gimana disana?" (ibu menanyakan balik kepadaku)
“Alhamdulillah Ardi disini sehat bu, Oh ya bu In syaa Allah besok Ardi pulang Bu“ (aku memberitahu kepulanganku dengan ibu)
“Alhamdulillah, emang kamu udah libur ya Di“
“Hari ini terakhir UAS bu, nah nilainya juga bisa dilihat dari kampung aja“
“Oh iya Di, hati-hati ya“
“Iya bu, ya udah Ardi beres-beres dulu pakaian ya bu, salamkan juga dengan
bapak dan adek disana. Assalamu’alaikum“
“Iya Di nanti ibu samapaikan, Wa’alaikumsalam" (jawab ibu sambil menutup telponku)
Betapa bahagianya aku mendengar suara ibu, aku tidak sabar lagi ingin pulang kerumah. Sudah lama sekali aku tidak pulang ke kampung, aku rindu suasana disana. Setelah membereskan semua peralatan yang aku bawak pulang besok, aku langsung bergegas istirahat hingga aku tertidur pulas dimalam itu.
Di esok harinya, aku terbangun dengan agak pagi dan aku juga telah disambut sang mentari yang begitu cerah seakan ia tau isi dari hati ini. Aku bergegas untuk bersiap-siap pulang sebab travel yang ku pesan itu menjemputku sekitar pukul 10.00 WIB
Setelah semuanya telah siap akhirnya hal yang ku tunggu datang juga “travel” itulah alat transportasi yang biasa aku gunakan ketika pulang dan pergi dari kampung ke kampus dan begitupun sebaliknya.
Disepanjang perjalanan banyak hal-hal yang sangat menakjubkan tak lepas ku pandangi, gunung-gunung yang hijau mempesona, pohon-pohon yang melambai-lambai , dan burung-burungpun tak lekas terus bernyanyi.
Tak terasa berkisar sekitar 5 jam lebih akhirnya aku sampai juga dikampung tercintaku, tidak banyak yang berubah dari sini hanya saja ada beberapa rumah baru dibangun yang sebelumnya tidak ada.
Pepohonan yang rimbun serta angin yang sejuk masih menjadi ciri khas dari kampungku. Betapa terkejutnya aku saat turun dari mobil, ternyata kedatanganku sudah disambut oleh orang-orang yang berjasa sangat ku sayangi. Aku langsung menghampiri mereka dan menyalami satu persatu, dan betapa tersentuhnya lagi saat aku melihat sudah terkapar makanan kesukaanku di atas meja makan
“Masyaallah” sungguh besar pemberian ini terhadap anakmu bu, sejak kecil hingga sekarang engkau tidak pernah merasa bosan untuk selalu melihat anakmu tetap tersenyum dan begitu besarnya juga pengorbananmu ayah engkau tak pernah lelah menafkahi dan mendidik anakmu hingga saat ini.
Memang benar sebuah kebahagian itu tidak bisa ditentukan oleh apa yang kita raih, tapi sebuah kebahagian itu tanpa kita sadari telah ada dalam kehidupan kita sendiri, aku merasa bersyukur ketika aku masih diberi kesempatan melihat kedua orang tuaku dan itu merupakan harta terbesar yang kumiliki yang selalu membuatku merasa tetap bahagia.
Catatan Kecil 2017
About KAJ
Tidak ada komentar